Bagi kamu yang tertarik bekerja di kancah TI, pasti sudah enggak asing lagi dengan profesi bernama Systems Engineer.
Dialah yang melaksanakan
implementasi infrastruktur TI di suatu perusahaan dari hulu sampai ke
hilir. Mulai dari perencanaan, implementasi, hingga perawatan atau
maintenance infrastruktur TI, digarap olehnya. Menginstal server,
memasang perangkat rack, storage, backup, firewall, router, modem, dan
berbagai perangkat TI lainnya merupakan pekerjaan yang sering dilakoni
oleh seorang Systems Engineer.
Sebaiknya kalau kamu ingin
berkarier di bidang ini, bekerjalah di perusahaan TI. Kenapa? Karena
kamu akan memperoleh banyak pengalaman dengan mengimplementasikan
berbagai infrastruktur TI di perusahaan pelanggan. Alhasil, kamu bisa
belajar banyak tentang berbagai macam platform seperti Windows, Linux, Unix, dan AS/400. Pun kamu dapat belajar perihal Messaging System, Firewall, Database Server, Network Management, Portal, ERP, dan berbagai aplikasi perusahaan lainnya.
Sampai 5 Juta
Sudah tahu job description-nya,
sekarang mari bicara soal upah. Gaji seorang Systems Engineer, yang
memiliki pengalaman kerja 1 hingga 2 tahun, berkisar 3 juta rupiah.
Kalau pengalaman kamu lebih dari 3 tahun, upah yang digaet bisa mencapai
4-5 juta rupiah. Sudah punya sertifikasi internasional? Wah, kamu bisa
meminta gaji yang lebih tinggi lagi.
Tapi, harap diingat,
besar-kecilnya standar gaji perusahaan satu dengan lainnya bisa
berbeda. Lazimnya sih, upah yang ditawarkan oleh perusahaan nasional
lebih kecil dibandingkan perusahaan multinasional.
Berdasarkan pengalaman penulis,
kenaikan gaji tidak akan begitu signifikan jika kamu masih berada di
perusahaan yang sama. Meskipun setiap tahun gaji kamu naik, besarnya
enggak seberapa. Jadi, kalau kepingin gaji yang lebih gede, sampai dua
atau tiga kali lipat misalnya, kamu kudu melamar ke perusahaan lain
tentunya berbekal pengalaman, keahlian, sertifikasi, dan ijazah.
Menguasai OS
Keahlian dasar yang perlu kamu miliki
sebagai seorang Systems Engineer adalah sistem operasi jaringan. Kamu
mesti menguasai cara menginstal dan mengonfigurasikan OS Windows, Linux,
dan UNIX. Untuk Windows, kamu kudu menguasai Windows 2000 Server,
Windows Server 2003 R2, dan Windows Server 2008. Sedangkan untuk sistem
operasi Linux, paling tidak kamu harus menguasai RedHat, Fedora, CentOS,
Ubuntu, dan Suse Linux. Umumnya sih, jika sudah menguasai satu Linux,
kamu akan lebih mudah pindah ke distro Linux lainnya. Sistem operasi
UNIX, yang mirip Linux, memiliki beberapa varian di antaranya Solaris,
IBM AIX, HP/UX, dan SCO. Cukup satu saja yang kamu kuasai, sisanya
kemudian bisa dipelajari sendiri.
Selain sistem operasi, kamu juga
mesti menguasai aplikasi enterprise lainnya seperti Desktop Management
dan Systems Management. Beberapa aplikasi yang termasuk kategori ini
adalah HP Open View, Symantec Altiris, LAN Desk, Fujitsu System Walker,
dan Microsoft Systems Center. Aplikasi Antivirus serta Messaging System
seperti Microsoft Exchange Server dan Lotus Domino juga kudu kamu
taklukkan.
Keahlian lainnya yang harus kamu
“pegang” adalah perangkat firewall dan proxy server. Firewall, bak
tembok raksasa Cina, berfungsi untuk menghalau serangan dari
jaringan eksternal ke dalam. Sedangkan proxy berguna mempercepat akses
Internet di jaringan LAN.
Kedua perangkat ini bisa
berbentuk box appliance maupun perangkat lunak yang diinstal di atas
sistem operasi. Urusan perangkat lunak proxy dan firewall, Microsoft
punya yang namanya ISA Server. Sedangkan soal perangkat keras firewall,
ada Adaptive Security Appliance (ASA) keluaran Cisco. Selain itu, ada
juga NetScreen yang dirilis oleh Juniper, Fortigate oleh Fortinet Inc.,
dan Watchguard. Sedangkan salah satu proxy yang berbentuk boks
adalah Bluecoat.
Sertifikasi Internasional
Selain training dan pengalaman, nilai
lebih seorang Systems Engineer adalah sertifikasi internasional. Nah,
kalau kamu berminat, contoh sertifikasi yang bisa kamu ambil
adalah Microsoft Certified Systems Administrator (MCSA) dan Microsoft
Certified Systems Engineer (MCSE). Saat ini, sudah tersedia pula
sertifikasi terbaru untuk Windows Server 2008 yakni Microsoft Certified
Technology Specialists (MCTS) dan Microsoft Certified IT Professional
(MCITP) Enterprise Administrator. Selain itu, sertifikasi lainnya yang
layak kamu pertimbangkan adalah Linux, seperti RedHat Certified Engineer
(RHCE), Linux+ dari CompTIA, Linux Certified Engineer (LCE), dan Linux
Certified Administrator (LCA).
Untuk sistem operasi UNIX, kamu
bisa mengambil sertifikasi internasional dari Sun Microsystems. Jika
masih di level pemula, ambillah Sun Certified Solaris Associate
(SCSAS). Tingkat selanjutnya adalah Sun Certified System Administrator
(SCSA), dilanjutkan dengan Sun Certified Network Administrator (SCNA)
dan Sun Certified Security Administrator (SCSECA) sebagai level
tertinggi. Saran penulis, sebelum ikut ujian untuk mengambil sertifikasi
apapun, ambillah training dulu dan kuasai beberapa kasus lapangan. Ini
penting supaya hasil ujian sertifikasi kamu tidak sia-sia—maklum,
biayanya cukup mahal.
Setelah memiliki pengalaman
sekitar dua tahun sebagai Systems Engineer, silakan melamar pekerjaan
lain untuk meningkatkan gaji atau meng-upgrade karier sebagai Project
Manager. Jika pengalaman kamu meliputi IT Support sampai Systems
Engineer dengan durasi 5 tahun, kamu juga bisa coba melamar pekerjaan
sebagai IT Supervisor.
Sanggup bekerja di bawah tekanan
begitu salah satu kriteria yang sering tertera di iklan lowongan kerja.
Syarat ini juga berlaku untuk profesi Systems Engineer. Tekanan karena
harus menyelesaikan implementasi suatu proyek TI mesti siap kamu hadapi.
Saat sistem telah berjalan, tekanan yang dihadapi lain lagi. Jika
sistem tiba-tiba bermasalah, user yang menggunakannya tentunya tidak
senang, sehingga timbullah tekanan di departemen TI untuk memulihkannya.
Source : Nanang Sadikin (Tabloid PC plus)
klik
Thanx Sobat
BalasHapusThankyou banget bro ilmunya, jadi tau apa yang harus gua pelajarin sebagai pemula
BalasHapus